Secara umum, kebudayaan di pesisir Sumatera Utara kuat bernafaskan Islam. Kerajinan tangannya banyak menggunakan ragam hias tanaman, berupa ranting – ranting yang menjuntai di gelayuti buah, bunga dan dedaunan atau floral springs yang ditata di dalam sebuah kerangka geometris yang rapi. Karena kebudayaan Islam, maka jarang ditemukangambaran hewan atau manusia, Hanya sesekali kita dapat menemukan wujud kupu – kupu atau burung pada suatu Kriya.
Sumatera Utara
Sebagian besar penduduk Sumatera Utara adalah suku Batak yang terbagi menjadi Tapanuli Selatan dan Utara.
Suku Batak terkenal akan sifat yang cukup keras dan menghuni daerahpegunungan yang sulit dijajak, dua hal yang membuat banyak orang asing enggan memasuki daerah tersebut. Oleh karena itu, seni kriya asli Batak masih terpelihara, walaupun dapat ditemukan sedikit pengaruh Hindu seperti triwarna merah, hitam dan putih yang tampak pada pakaian, hiasan kepala pendeta dan tenunan kain.
Kain adat setempat berperan penting dalam kehidupan tradisional suku Batak dan merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka. Kain ini mampu memperkuat hubungan antar sesama dan mempererat hubungan antara generasi tua dan generasi muda. Kain juga dianggap sebagai ungkapan doa penenunnya kepada yang menerima. Sang pembuat kain sudah mengetahui untuk peristiwa apa kain untuk dipakai sehingga doanya pun bisa disesuaikan. Baru belakangan ini kain adat batak mengalami pembaharuan dengan menggunakan benang sutera berkwalitas tinggi, benang dan pewarna sintetis, serta perubahan ragam hias dan rancangan.
Daerah Tapanuli Selatan sama sekali masih belum tersentuh oleh bangsa asing, masih mampu mempertahankan beberapa tradisi tertentu seperti aneka anyaman tikar dan keranjang, anyaman manik – manik, wastra serta kerajinan furniture dari aneka beads ( manic – manic ).